Minggu, 11 November 2012

Fenomena Ponari dan Emoto



Gambar 1:
Buku karangan Dr. Masaru Emoto


Apakah Anda ingat buku ini? Pernah beli, pinjam, baca, dengar  atau hanya lihat-lihat saja? Yang jelas, tidak ada satu pun stasiun tv di Indonesia yang pernah membahas atau bahkan sampai membuat acara khusus tentang buku karangan Dr. Masaru Emoto tersebut. Tapi saya yakin setidaknya Anda pernah melihat pemberitaan tentang bocah kecil Ponari dari Jombang Jawa Timur ini.


Gambar 2:
Ponari, Sang Dukun Cilik sedang beraksi mencelupkan "batu petir"nya


Gambar 3:
Foto ketika Ponari muncul di acara tv garapan Tukul Arwana


Rasanya memang cukup sulit untuk menghubungkan antara fenomena Batu Ponari dengan temuan Emoto. Hal ini karena tidak adanya data dan informasi yang cukup tentang hubungan saling mempengaruhi di antara kedua fenomena tersebut. Ditambah lagi, keduanya juga tidak memiliki hubungan sama sekali dalam praktinya. Namun saya akan sekilas memaparkan kedua fenomena tersebut untuk sekedar mengingatkan dan menginformasikan. Agar kemudian Anda dapat menyimpulkan sendiri benang merah diantara keduanya.

Pada awal 2009, seorang bocah mengaku telah memungut batu dari tanah bekas sambaran petir. Batu itu berukuran sebesar kepalan tangan bayi dengan warna kuning pucat berbintik di permukaanya. Lantas ia melaporkan temuannya itu kepada orangtuanya. Kemudian setelah mendengar penuturan tentang kisah  penemuan batu itu, orangtua sang anak memberi nama batu petir kepada batu temuan anaknya tersebut. Singkat cerita ada seorang tetangga yang mengeluh sakit kepada keluarga Ponari. Atas dasar rasa simpati keluarga Ponari kemudian secara rahasia memberikan segelas air hasil celupan batu petir kepada tetangganya tersebut. Tidak lama kemudian besok paginya tetangga tersebut mengaku bahwa ia telah sembuh dari sakitnya. Ia sangat gembira dan berterimakasih kepada keluarga ponari. Karena terbawa perasaan gembira, lantas keluarga ponari mengatakan bahwa air yang kemarin disuguhkan adalah air hasil celupan batu petir miliknya Ponari. Dengan setengah kaget secara spontan sang tetangga mengatakan bahwa mungkin itu adalah batu bertuah. Ponari dikaruniai kemampuan mengobati melalui perantara batunya itu(katanya). Atas kejadian tersebut, dengan cepat berita tersebut menyebar luas ke pelosok desa. Banyak orang yang kemudian datang ke rumah Ponari karena ingin mendapatkan khasiat dari batunya itu. Berawal dari sana, kehebatan Ponari kemudian menyebar lebih luas berkat pemberitaan yang datang dari media massa. Ribuan bahkan puluhan ribu orang berdatangan dari berbagai daerah untuk sekedar mendapatkan celupan batu dari tangan ajaib Ponari. Bukan hanya dari Indonesia, bahkan orang Malaysia pun rela merogoh kocek untuk sengaja datang ke Jawa menemui Ponari. 


Gambar 4:
Batu Petir Ponari

Puluhan ribu orang yang datang silih berganti ke rumah Ponari, menyebabkan aparat Polisi yang dibantu TNI ikut membantu menertibkan pengunjung. Hal ini karena dikhawatirkan terjadinya kekacauan akibat arus pengunjung yang tidak terkendali. Tapi dibalik itu semua, keluarga Ponari benar-benar memanfaatkan keadaan tersebut untuk dijadikan pundi-pundi rupiah. Ini bukan omong kosong belaka, disebutkan dalam waktu sehari saja Ponari dapat meraup uang sampai 60 juta rupiah dari hasil sedekah puluhan ribu pengunjungnya. Dalam sebulan keluarga Ponari mengaku dapat mengantongi lebih dari satu miliar rupiah.  Akan tetapi uang sebanyak itu juga harus dibagi dengan aparat keamanan dan aparat desa yang stand by menjaga ketertiban di sana. Tidak hanya keluarga Ponari, penduduk di sekitar rumah Ponari pun kecipratan untung berkat banyaknya pangunjung yang berdatangan. Kondisi tersebut mereka manfaatkan untuk berdagang, membuka penginapan bahkan membuat WC umum untuk pengunjung yang kebelet pipis. Namun keadaan yang semakin tidak karuan membuat Polri dan TNI terpaksa menutup pratek Ponari untuk sementara waktu. Walau praktek tersebut ditutup, tapi tetap saja ada beberapa pasien yang berkunjung ke rumah Ponari untuk meminta celupan batu petirnya. Keadaan tersebut membuat aparat Polri dan TNI memutuskan untuk membuka lagi prakteknya pada tanggal 3 Februari 2009.

Hebohnya pemberitaan tentang kesaktian batu petir milik Ponari menuai berbagai kontroversi dari berbagai kalangan. Ada yang pro, ada pula yang kontra terhadap fenomena batu petir Ponari. Bahkan ada yang sampai melakukan penelitian ilmiah terhadap sampel batu milik Ponari. Berikut adalah beberapa kritik terhadap fenomena batu petir Ponari yang tertuang dalam bentuk ilustrasi unik.


Gambar 4:
Produk di atas merupakan solusi yang ditawarkan untuk menyiasati peningkatan jumlah permintaan konsumen terhadap air celupan batu Ponari



Gambar 5:
Bukti keseriusan media masa untuk mempopulerkan Ponari



Gambar 6:
Sepertinya bukan hanya para pengusaha minuman suplemen saja yang merasa tersaingi oleh Ponari, tapi juga termasuk para pengusaha teh celup lokal, mereka tampak begitu serius bersaing dengan Ponari


Fenomena Batu Petir Ponari bukanlah fenomena yang terlalu diperhitungkan oleh kalangan akademisi dan para ilmuwan. Hal itu hanya dianggap sebagai sebuah bentuk indikator masih kuatnya kepercayaan masyarakat Indonesia(khususnya Jawa) terhadap hal-hal yang berbau klenik. Sebenarnya jauh sebelum fenomena Ponari terangkat ke media, ada hal yang lebih fenomenal yang menjadi buah bibir masyarakat. Fenomena kali ini menyebabkan kalangan akademisi dan para ilmuwan turun tangan untuk mengklarifikasi kebenarannya. Hanya saja peristiwa tersebut tidak sampai diangkat menjadi pemberitaan media di Indonesia. Adapun fenomena tersebut adalah klaim seorang ilmuwan dari Jepang yang mengaku telah menemukan bahwa air dapat merespon apa yang manusia katakan dan tuliskan kepada air. Ia adalah Masaru Emoto, alumnus The Open International University for Alternative Medicine(Universitas Terbuka Pengobatan Alternatif Internasional) yang ada di India(Bayarnya cuma 7 juta sampai lulus jadi Doktor, kuliahnya pun hanya berupa surat-menyurat via e-mail. Ada yang berminat?).



Gambar 7:
Dr. Emoto, Sang Nabi Air, beliau berhasil mendapatkan gelar Doktor walau tidak pernah sekalipun menginjakan kaki ke kampusnya di India

Atas penemuannya mengenai kemampuan air yang dapat merespon stimulus dari manusia, ia kemudian mendokumentasikan temuan itu ke dalam sebuah buku yang berjudul "The Hiden Messege in Water" pada tahun 1999. Tidak hanya sampai di situ saja, ia kemudian dengan giat melakukan berbagai seminar di sejumlah negara yang ada di Benua Eropa dan Amerika. Kemudian setelah itu ia menerbitkan buku kembali tentang penemuannya untuk kedua kali dalam judul buku yang berbeda yakni, "The True Power of Water". Buku ini sempat menjadi bestseller di berbagai negara karena begitu fenomenalnya temuan Emoto itu. Banyak kalangan yang kagum atas temuannya tersebut. Sehingga di negeri kita pun banyak training-training motivasi yang menjadikan buku ini sebagai sumber materinya. Bahkan  da'i kondang, Aa Gym, menjadi pengantar dalam buku The True Power of Water yang diterbitkan di Indonesia. Pendapat Aa Gym atas temuan Emoto, semakin  menambah nilai prestisius bagi buku itu, sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk membelinya.



Gambar 8:
Dalam buku pertamanya ini, Emoto mengklaim bahwa air dapat merespon stimulus yang diberikan manusia dengan membentuk pola kristal tertentu sesuai dengan stimulus yang diterimanya

Dalam klaim yang dikemukakan Emoto atas hasil penelitiannya, ia menyatakan bahwa bila air diberi stimulus positif berupa kata-kata halus dan ucapan baik, dapat membuat air membentuk kristal dengan sudut yang indah dan cantik. Sedangkan bila air diberi stimulus berupa kata-kata kotor yang penuh kebencian, maka air tidak akan membentuk kristal. Atau kalaupun membentuk kristal, sudut yang dihasilkan akan terlihat jelek dan tidak sempurna. Atas penemuannya ini, masyarakat awam yang tidak mengerti sama sekali tentang penelitian ilmiah secara cepat menganggap temuan Emoto sebagai suatu kebenaran ilmiah. Masyarakat merasa lega karena akhirnya kepercayaan religi dapat dipertemukan dengan sains. Sehingga pemikiran ini diterima begitu saja tanpa dikaji ulang mengenai kebenarannya. Namun lain lagi bagi para akademisi, temuan ini justru dipertanyakan kebenarannya mengingat metode penelitian Emoto tidak berdasarkan metode penelitian standar yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan. Selain itu karena sifat latar belakang pendidikan Emoto yang tidak sesuai dengan kompetensi bidang kajiannya(Emoto konsen di bidang ilmu Humaniora bukan Eksakta), menjadikan pengamatan Emoto termasuk kategori kegiatan amatir.


Gambar 9:
Kristal air Emoto yang diberi label dengan kata-kata yang baik


Gambar 10:
Beberapa contoh kristal air dari berbagai sumber air yang berbeda


Gambar 11:
Sepasang contoh kristal air yang diberi stimulus berbeda


Gambar 12:
Produk Air Dalam Kemasan bikinan Emoto CS


Selain itu, atas temuan Emoto, sekelompok siswa Durango High School di Colorado, Amerika Serikat, berusaha menguji keshahihan kristal air Emoto, pada Mei 2004. Mereka dibimbing oleh seorang guru bernama Damian Nash. Riset bertajuk "Replicating the Water/Thought Experiment of Masaru Emoto" itu kemudian dipublikasikan pada website Institute of Noetic Sciences, Desember 2005. Dari serangkaian tahapan eksperimen itu, mereka berkesimpulan, tidak ada cukup bukti untuk menyangkal atau membenarkan hipotesis Emoto. Mereka memang menemukan, bahwa sampel dari dua jenis air berbeda, ketika diberi label tulisan yang sama, "Saya menghina kamu", ternyata membentuk model kristal yang sama. Tetapi pada sebagian besar sampel, proses pembentukan kristal sama saja, walaupun pesan yang disampaikan berbeda-beda. Eksperimen tersebut mereka lakukan dengan meniru tahapan penelitian yang dilakukan Emoto. 

Kemudian, terakhir yang menjadi permasalahan adalah pada saat melakukan pengamatan, Emoto tidak melalui uji double blind.  Uji double blind ini maksudnya adalah orang yang mempersiapkan sampel dan mengamati sampel harus dua orang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar objektifitas dari pengamatan tersebut dapat dijaga tanpa adanya campur tangan subjektifitas pengamat. Sayangnya Emoto tidak melakukan uji tersebut, ia melakukan segalanya sendirian sehingga para ilmuwan menganggap bahwa kristal yang difoto Emoto telah terlebih dahulu dipilih agar sesuai dengan maksud dan tujuan yang Emoto inginkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebenaran atas pengamatan Emoto itu sarat akan subjektifitas Emoto sendiri. Namun Soewarno, Gurubesar Emiritus, IPB menambahkan, "tidaklah bijak bagi saya untuk menanggapinya secara berlebihan terhadap isi ilmiah dalam buku The True Power of Water, apalagi mengkritisi metode pengamatan dari seorang hobiist(pecinta) yang mengagumi kristal air. Akan lebih bermakna bagi kita untuk menyikapi dan mendudukan keberadaan buku ini secara proporsional dan mengambil hikmahnya.

Baik Ponari maupun Emoto, saya nilai keduanya adalah seorang pengusaha yang sedang memasarkan barang dagangnya kepada masyarakat. Mereka menjual sugesti agar produk yang mereka tawarkan laku keras di pasaran. Pada akhirnya, Ponari maupun Emoto keduanya sangat berperan menggugah kembali kesadaran masyarakat tentang begitu berharganya air di dalam kehidupan kita. Hal ini dapat kita temukan sendiri dari pernyataan Emoto yang mengajak semua orang di seluruh dunia untuk meneliti, menjaga, menghargai dan menyayangi air. Apapun sensasi fantastik yang mereka lakukan bukanlah untuk dijadikan bahan cemoohan dan ejekan untuk mematikan karakter mereka. Kita semestinya harus lebih keras mengoptimalkan kemampuan akal pikiran agar lebih kritis dalam menaggapi berbagai fenomena yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perbuatan kita, tidak termasuk kategori perbuatan latah yang hanya ikut-ikutan trend terkini di masyarakat.

Adapun menanggapi buku The True Power of Water, saya mempunyai pendapat sendiri mengenai kekuatan air sesungguhnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Bukan maksud untuk mendeskreditkan buku tersebut, namun saya yakin buku tersebut juga benar bila ditempatkan pada posisi yang benar pula. Dua video di bawah ini merupakan ilustrasi yang mewakili pendapat saya tentang kekuatan air. Silahkan Anda simak dan saksikan kedua video di bawah ini.


 

Video 1:
Bahan Bakar Air, kekuatan dahsyat yang tidak diperhitungkan


Video 2:
Jet Water Cutting, kekuatan dahsyat yang mengagumkan







Sabtu, 10 November 2012

Pergerakan Lempeng Tektonik, Karunia Besar Dari Illahi


Gambar 1:
Pemandangan Bumi dan Bulan dari ruang angkasa


Kesibukan sehari-hari, seringkali membuat kita jarang untuk menyisakan waktu demi  kegiatan berfikir. Semua tenaga dan pikiran, terkadang hanya habis digunakan untuk kegiatan yang membuat kita seolah dikejar-kejar waktu. Akibatrnya tidak sejampun teralokasikan untuk kegiatan berfikir. Sehingga tanpa disadari, waktu yang kita miliki seolah tidak terasa berlalu begitu saja tanpa ada yang berbekas. Ini karena kita sendiri sekarang sangat tergila-gila akan kecepatan. Cepat dalam bekerja, cepat dalam menyelesaikan perkuliahan, cepat dalam menyelesaikan persoalan matematika dan cepat dalam segala hal sekarang kita anggap sebagai sebuah prestasi.  Sehingga pada abad ini kita seolah gila akan kecepatan. Para ilmuwan pun menyebutkan bahwa abad ini manusia sedang berada dalam kondisi mabuk kecepatan. Namun harus kita ketahui, tidak semua hal dapat diselesaikan secara cepat. Ada beberapa yang terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Seperti misalnya kegiatan berfikir, kita perlu memberikan waktu yang cukup lama agar otak kita mampu bekerja secara optimal. Bila demikian, maka kita akan menemukan kebermaknaan dari apa yang kita pikirkan. Sehingga hasilnya akan terasa penuh dengan makna. Alhasil, setiap hari yang kita lewati akan terasa indah karena dilewati dengan penuh rasa syukur kepada Alloh Swt., bukan dilewati dengan keluh kesah dan amarah.

Adapun kali ini saya akan mengajak Anda untuk mentafakuri salah satu fenomena yang mungkin luput dari perhatian kita. Fenomena tersebut adalah tentang mengapa di bumi kita ada berbagai bentuk benua dan pulau. Sehingga kita tidak sulit untuk membedakan mana Benua Amerrika dan mana Benua Afrika. Selain itu, kita juga akan menelusuri hikmah apa yang terkandung dibalik fenomena tersebut. Sehingga pada akhirnya, kita dapat mengambil hikmah untuk dijadikan pembelajaran agar lebih bersyukur kepada Alloh Swt. Untuk memulainya, silahkan saksikan terlebih dulu video di bawah ini:


Video 1:
Pergerakan lempeng tektonik akan selalu terjadi sepanjang masa dalam kurun waktu yang tidak ditentukan.

Video di atas menunjukan suatu fenomena yang para ahli Geologi sebut sebagai pergerakan lempeng tektonik. Adapun pencetus konsep tersebut adalah seorang ahli Geologi asal Jerman bernama Alfred Wegener yang ia kemukakan pada tahun 1912. Konsep tersebut terinspirasi ketika ia mulai membuka buku tentang persebaran batubara yang terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Dalam buku tersebut Wegener menemukan kesamaan jenis antara batubara yang terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Kemudian Wegener juga melanjutkan membaca buku mengenai persebaran flora dan fauna di bumi. Buku tersebut juga menunjukan suatu keunikan menurut Wegener, yakni tentang terdapatnya beberapa kesamaan dan perbedaan spesies flora dan fauna di permukaan bumi. Dengan temuannya itu, maka ia kemudian tergerak untuk melakukan penelitian di berbagai tempat. Penelitian itu dilakukan untuk mengklarifikasi kebenaran fenomena tersebut. Kemudian setelah berhasil melakuakan penelitian, maka dengan berani Wegener mengemukakan sebuah hipotesis bahwa benua-benua yang ada di permukaan bumi dulunya pernah bersatu dalam satu benua yang maha besar. Ia menyebut benua itu sebagai Benua Pangea.


Gambar 2:
Alfred Wegener (1880 - 1930)

Tidak berhenti sampai di sana saja, Wegener juga dengan berani mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa terdapat berbagai benua di bumi pada masa ini. Teori ini ia sebut sebagai Continental Drift Theory, atau dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai Teori Pengapungan Benua. Teori ini berusaha menjelaskan tentang sebab dan proses pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik ini diduga telah berlangsung semenjak bumi mulai terbentuk dan  akan terus berlangsung hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan teori ini pula Wegener berusaha menjelaskan mengapa ada persamaan jenis batubara antara yang terdapat di Eropa dan di Amerika Utara, juga tentang mengapa ada persamaan dan perbedaan jenis flora dan fauna di berbagai tempat di permukaan bumi. Dengan teori in pula Wegener dapat menjelaskan mengapa apabila Pantai Utara Benua Amerika Selatan akan cocok dan pas ketika disatukan dengan bentuk Pantai Barat Benua Afrika. Ia menyimpulkan bahwa telah tejadi pergerkan lempeng benua yang menyebabkan Benua Pangea terpecah-pecah ke dalam berbagai bagian. Awalanya Benua Pangea merupakan benua besar yang satu-satunya terdapat di permukaan bumi. Benua Pangea terletak di Kutub Selatan bumi. Kemudian benua ini terpecah menjadi dua bagian yang disebut sebagai Benua Gondwana dan Benua Laurasia. Pergerakan lempeng benua tersebut disebabkan adanya tenaga endogenik yang berasal dari lapisan asthenosfer. Lapisan ini bersifat plastis dan memiliki energi potensial yang dapat menggerakan lempeng benua dan samudra. Sehingga kesimpulan akhir dari teori ini adalah bentuk permukaan bumi akan terus mengalami perubahan sepanjang masa.



Gambar 3:
Perubahan bentuk benua dan samudra yang akan terus mengalami perubahan sepanjang masa.

Adapun pergerakan lempeng bumi ini memiliki beberapa jenis. Jenis pergerakan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Divergen

Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama lainnya (break apart) atau terpecah. Ketika lempeng tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan menyebabkan pemekaran lempeng samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan akibat kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan membuahkan benua dan samudra yang baru.

Gambar 4:
Divergen yang terjadi di permukaan bumi, awal terbentuknya pulau atau benua baru


Gambar 5:
Divergen yang terjadi di bawah permukaan laut, awal terbentuknya lautan atau samudra baru


2. Konvergen

Konvergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling mendekat. Biasanya ketika lempeng benua dan lempeng samudra saling berdekatan, akan terjadi tumbukan yang menyebabkan lempeng samudra melesak masuk ke bawah lempeng benua. Hal ini terjadi akibat lempeng samudra yang terbentuk dari SiMa(Silikon + Megnesium) relatif lebih lemah dibandingkan lempeng benua yang kuat karena terbentuk dari SiAl(Silikon + Alumunium). Daerah dimana lempeng benua dan lempeng samudra saling bertumbukan itu disebut sebagai Zona Subduksi(Subduction Zone). 


Gambar 6:
Zona subduksi, tempat meleksaknya lempeng samudra ke bawah lempeng benua


3. Transform

Transform terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.


Gambar 7:
Patahan San Andreas California, USA

Pergerakan lempeng tektonik di atas tadi, merupakan pergerakan yang akan terus terjadi selama bumi memiliki tenaga endogen. Bahkan kelak mungkin akibat pergerakan yang terus terjadi, sebuah negara atau pun benua bisa saja hilang dari permukaan bumi digantikan oleh laut atau samudra. Ini merupakan sebuah siklus atau sunnatullah yang telah Alloh beritakan kepada kita dalam firman-Nya berikut ini:


Artinya: Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap pada tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan, (itulah) ciptaan Alloh yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Maha Teliti apa yang kamu kerjakan (Q.S. An-Naml [27]:88).

Allah Swt,. menggunakan kata al-jabal yang berarti gunung mempunyai maksud karena gunung merupakan benda alam yang besar dan mudah diamati. Sedangkan perumpamaan gunung-gunung yang berjalan(bergerak) bagaikan berjalannya(pergerakan) awan ditujukan kepada daratan(benua) dimana gunung tersebut berdiri. Seperti yang Anda lihat di video awal, benua yang pada asalnya satu kesatuan yang luas, secara perlahan dalam kurun waktu tertentu mengalami pergerakan yang akhirnya pecah dan berpisah satu sama lain. Sama halnya seperti gumpalan awan besar yang pada akhirnya pecah-pecah menjadi bentuk baru yang lebih kecil-kecil dan berbeda dari awan besar pada mulanya. Ini merupakan pengkiasan yang teramat indah. Allah membuat perumpamaan demikian agar manusia terdorong untuk berfikir mentafakuri alam yang ada di sekitarnya. Hal ini dimaksudkan Allah untuk kemaslahatan ummat manusia sendiri. Memahami proses pergerakan lempeng tektonik sangat penting artinya bagi kehidupan kita. Supaya kita mempunyai pengetahuan tentang bagaimana cara menyiasati peristiwa tersebut agar terhindar dari bencana alam yang ditimbulkannya.

Namun tidak berhenti sampai di situ saja. Kita patut mempertanyakan mengapa Allah menghendaki terjadinya pergerakan lempeng tektonik tersebut. Tentunya, ada hikmah di balik setiap sunnatullah yang Allah takdirkan. Adapun hikmah yang sementara ini saya fahami adalah sebagai beikut:

1. Adanya distribusi hujan yang merata ke sebagian besar permukaan bumi.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan angin laut dalam membawa uap air yang merupakan bahan baku hujan. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan, angin laut hanya memungkinkan untuk membawa uap  air sampai dengan jarak tertentu tergantung relief daratan yang dilewatinya. Bila daratan berupa relief datar, maka angin dapat membawa uap air sejauh ratusan kilometer dari laut. Sedangkan andai saja terdapat pegunungan di wilayah yang tidak jauh dari laut, maka hujan akan jatuh di sana tanpa menjangkau daratan yang lebih luas. Dengan illustrasi seperti itu, maka dapat dibayangkan bagaimana jadinya bila daratan masih berupa benua yang masih besar dan luas. Otomatis hujan tidak akan terdistribusi secara merata ke benua itu terutama di bagian tengah benua. Hal ini dapat Anda amati di kawasan Asia Tengah atau di Autralia bagian tengah. Di sana curah hujan sangat sedikit sekali dan jarang turun hujan. Sehingga tanah di sana tandus dan hanya berupa gurun padang pasir saja. 


Gambar 8:
Perhatikan! Daerah berwarna hijau adalah daerah yang terjangkau oleh angin yang membawa hujan. Namun tidak selalu daerah yang dekat dengan laut secara otomatis memiliki curah hujan yang tinggi. Hal ini tergantung pula pada arah pergerakan angin dan kondisi permukaan/relief di daerah tersebut

2. Menimbulkan adanya variasi flora dan fauna di permukaan bumi

Menurut para ahli, variasi flora dan fauna pada saat Benua Pangea masih bersatu, relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan variasi flora dan fauna yang hidup pada jaman sekarang(sesudah pecahnya benua). Informasi tersebut didapatkan dari fosil-fosil flora dan fauna yang terawetkan. Hal ini karena dengan pecahnya Benua Pangea tersebut, maka akan terdapat kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Dengan demikian, maka flora dan fauna akan memiliki variasi bentuk dan spesies sebagai akibat hasil adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.


Gambar 9:
Peta Persebaran/Zonasi Flora dan Fauna di Dunia

3. Adanya variasi iklim di permukaan bumi

Dapat kita bayangkan bila Benua Pangea tetap pada bentuk dan tempatnya. Kondisi iklim di dunia kemungkinan hanya akan ada satu di permukaan bumi, yakni Iklim Kutub. Hal tersebut karena benua ini terletak di Kutub Selatan bumi. Maka dengan pecahnya benua tersebut ke dalam beberapa bagian benua yang lebih kecil, menimbulkan terdapatnya berbagai macam variasi iklim yang berbeda di permukaan bumi.


Gambar 10:
Zonasi iklim di permukaan bumi menurut garis lintang/iklim matahari


4. Timbulnya variasi ruang dan lingkungan

Dampak selanjutnya dari adanya pergerakan lempeng tektonik ini adalah menimbulkan adanya variasi ruang dan lingkungan. Karena dengan adanya pergerakan tersebut dapat mengubah rupa permukaan bumi yang monoton menjadi lebih bervariasi dan berbeda-beda. Hal ini dapat kita perhatikan apabila berkunjung ke berbagai tempat yang berbeda. Kita akan menemukan berbagai keindahan alam yang berbeda satu sama lainnya. Keindahan alam tersebut dapat berupa gunung, pegunungan, padang pasir ataupun laut dan pantai yang berbeda antara satu dan lainnya di berbagai tempat.



Gambar 11:
Adanya variasi ruang dan lingkungan di dunia merupakan dampak langsung dari pergerakan lempeng tektonik


5. Dampak dari bencana gempa tidak dirasakan oleh seluruh permukaan bumi

Gempa adalah getaran di permukaan bumi sebagai akibat adanya pelepasan energi. Energi tersebut dapat berasal pergerakan lempeng tektonik, gunung meletus, runtuhnya gua bawah tanah atau pun karena adanya tabrakan asteroid di atas permukaan bumi. Gempa disebarkan melalui getaran ke permukaan bumi yang dapat menimbulkan kerusakan dan bencana di sekitar daerah yang dilaluinya. Bila saja Benua Pangea belum terpecah, maka efek dari gempa tersebut akan tersebar ke seluruh permukaan benua. Hal ini akan menimbulkan kerusakan dan bencana yang lebih dahsyat karena seluruh permukaan bumi akan terkena dampaknya. Beruntung hal itu tidak kita rasakan sekarang karena adanya pergerakan lempeng tektonik yang menyebabkan pecahnya Benua Pangea ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil.



Gambar 12:
Sao Paulo, Brazil


Dengan pembahasan tadi, mungkin kita dapat sedikit memahami mengapa Allah Swt., mentakdirkan adanya pergerakan lempeng tektonik. Hal ini merupakan karunia besar yang Allah rencanakan agar kita menafakuri fenomena tersebut. Maka benarlah mengapa Allah selalu memotivasi agar manusia selalu mempergunakan akal pikiran untuk memahami berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Tujuan-Nya adalah agar manusia dapat selalu mengambil hikmah dan manfaat dari segala sesuatu yang terjadi. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mengeluh dan marah kepada-Nya. Mudah-mudahan kita selalu berada di dalam limpahan kasih sayang-Nya, dengan cara selalu bertafakur dan bersyukur atas segala bentuk ciptaan-Nya. Amin. . .


  







Jumat, 09 November 2012

Ketika Keangkuhan Menemui Ajalnya



Peristiwa 9/11 yang terjadi 2001 lalu, merupakan peristiwa yang memilukan bagi sebagian besar ummat manusia. Bahkan efek yang timbul setelah terjadinya peristiwa itu pun lebih mengerikan lagi. Amerika dan sekutunya secara terang-terangan sepakat untuk memerangi teroris. Kali ini mereka menunjukan kebenciannya itu kepada ummat Islam. Alasannya karena mereka meyakini ummat Nabi Muhammad adalah kalangan yang paling berlawanan dengan hegemoni Amerika. Maka dimulailah agresi militer pasukan Amerika ke berbagai negeri muslim yang saat itu secara tegas menentang Amerika. Pertama, Amerika menyerang Afghanistan pada tahun 2002 dengan alasan mencari Osama bin Laden. Kedua, serangan pada tahun 2003 ditujukan ke Iraq dengan alasan untuk mencari dan memusnahkan senjata pemusnah massal yang dikembangkan oleh rezim Saddam Husein. Ketiga, Libanon kemudian menjadi bulan-bulannan Israel pada tahun 2006 atas dukungan Amerika. Tujuannya adalah untuk mengamankan Israel dari kemungkinan serangan yang akan mengancam integritas negeri Zionis itu. Namun dari semua serangan yang dilakukan, tidak satupun yang dapat dibenarkan. 9/11 hanya sebuah konspirasi yang dijadikan pembenaran atas  penyerangan dunia Islam yang Amerika lakukan, sama halnya seperti Holocaust yang diusung Zionis untuk dijadikan alasan mendirikan negeri Israel di tanah Palestina. Alhasil, ribuan nyawa yang tidak berdosa menjadi korban dari kebengisan ini. Namun para pengamat politik meyakini, tidak satupun dari serangan tersebut yang dianggap sukses. Malah hanya menimbulkan kerugian bagi Amerika karena kerugian materi dan kehilangan putra-putri bangsa terbaiknya di medan perang. Begitupun sama halnya yang dialami Israel ketika melakukan penyerangan terhadap Hamas dan rakyat Palestina di penghujung 2008.

Peristiwa 9/11, sebenarnya tidak selalu identik dengan meningkatnya tensi kebencian bangsa barat(Nasrani) terhadap ummat Islam. Pasca peristiwa tersebut, orang-orang barat cenderung berusaha menggunakan logika mereka untuk memahami akar permasalahan yang sebenarnya. Langkah awal yang mereka tempuh adalah dengan berusaha mengkaji dan memahami ajaran Islam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran pernyataan para pembesar negara mereka yang intensif mengkampanyekan kebencian terhadap ummat Islam. Namun sekali lagi, logika mengalahkan segalanya. Mereka yang telah berusaha mengkaji ajaran Islam, tidak seorang pun yang menemukan satu ajaran di dalam Islam yang membenarkan kejahatan dan kebencian terhadap ummat beragama lain. Bahkan mereka mengakui bahwa Islam lebih menekankan kepada aspek ajaran cinta kasih dan toleransi terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan. Itu bukan hanya berlaku terhadap manusia saja, Islam pun memiliki banyak sekali ajaran yang menyuruh manusia bersikap welas asih terhadap flora dan fauna. Dengan kenyataan seperti itu, akhirnya mereka menyadari bahwa tidak satupun yang dikatakan para pemimpin mereka itu benar. Rakyat Amerika sendiri berbalik menyerang pemerintahan Bush karena tersadar atas konspirasi yang dilakukan pemerintahnya setelah mengkaji ulang peristiwa 9/11. Mereka pun berkesimpulan bahwa peristiwa itu hanyalah rekayasa orang dalam Amerika sendiri agar mendapat restu dari Rakyat Amerika untuk mengarahkan moncong bedil ke Timur Tengah.

Fenomena ini tidak muluk-muluk. Pada tahun 2007 saja, ketika di akhir masa jabatan George W. Bush untuk yang kedua kalinya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah hanya 20% saja dari seluruh 55 negara bagian di Amerika Serikat. Ini merupakan tingkat kepercayaan terendah dibanding seluruh presiden Amerika sebelumnya. Hal tersebut terkait dengan kebijakan luar negerinya yang bersifat agresif, reaktif dan tanpa pandang bulu. Sehingga rakyatnya sendirilah yang harus menanggung beban pajak yang mencekik untuk dianggarkan di medan peperangan. Pengangguran merajalela, bisnis properti dan berbagai aspek lain di kehidupan rakyat Amerika pun merasakan dampak akibat kebijakan pemerintahnya sendiri yang hobi berperang. Ini merupakan hal yang tidak diperhitungkan oleh Bush sebelumnya. Sehingga saat ini Amerika sendiri sudah mengalami kebangkrutan dan digantikan oleh China sebagai penguasa pasar ekonomi dunia. Kini Amerika sedang menghitung hari menuju kehancurannya. Presiden baru (Barack Obama) pun tidak mampu menyelesaikan permasalahan negaranya walau sebesar apapun pesona yang ia miliki. 

Ini merupakan bukti nyata bahwa segala perbuatan yang dilandasi arogansi dan kekejaman tidaklah akan bertahan lama. Lambat tapi pasti, suatu hari pondasi yang membangun perbuatan itu akan hancur luluh bagaikan kapas yang dibakar api. Tidak akan ada yang tersisa kecuali asap dan bau yang sesaat kemudian akan dimusnahkan oleh hembusan angin. Konfusius menasehati kita agar selalu bersikap bijaksana dan lemah lembut. Karena kelemah lembutan dapat mematahkan kekakuan. Dengan kelemah lembutan pula ular pun dapat membunuh seekor kerbau yang sedang mengamuk tidak karuan. Begitupun rezim yang dibangun atas hegemoni dan kekejaman, suatu saat akan jatuh tersungkur dan ambruk tidak berdaya. Berikut ini dapat kita saksikan bagaimana ketika Bush berusaha melecehkan Al-Qur'an dan ummat Islam. Ketika dia bersikeras mencoba berbicara untuk melecehkan, tidak sedikitpun ada bukti yang dapat dijadikan bahan untuk melecehkan citra Al-Qur'an dan ummat Islam. Akibatnya lidahnya pun kelu dan kaku tidak mampu berbicara sepatah katapun di hadapan rakyatnya. Sehingga akhirnya dia pun turun dari mimbar dengan penuh rasa malu. Sekaligus menandai akhir kebohongan dan fitnahnya yang keji terhadap lawan tandingnya.



Subhanalloh, Al-Qur'an Menjawab Rahasia Fir'aun Membangun Pyramid


Dan berkata Fir'aun: "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah tanah liat untukku, wahai Haman! (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta". (Q.S.  Al-Qasas[28]: 38)

Ayat di atas merupakan gambaran betapa peliknya permasalahan yang sedang dihadapi Fir'aun kala itu ketika menyadari  semakin meluasnya pengaruh da'wah yang disebarkan oleh Nabi Musa Allaihissalam. Ketika itu, bukan hanya rakyat jelata saja yang meyakini kebenaran da'wah Nabi Musa, melainkan telah menyebar pula kepada kalangan pembesar istana setelah para penyihir Fir'aun kalah bertarung memperlihatkan kebolehan sihir dengan Nabi Musa. Sesaat setelah para penyihir itu kalah dan berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Perkasa, Fir'aun merasa geram dan marah karena tingkah laku para penyihir kepercayaannya itu. Kalangan istana mulai mempertanyakan legitimasi ketuhanan Fir'aun yang selama ini diagung-agungkannya. Keraguan para pembesar istana Kota Memphis terhadap ketuhanan Fir'aun membuat situasi politik menjadi kacau dan membuat Fir'aun kehilangan dukungan politik dari bangsanya sendiri. Hal tersebut bukan hanya secara politis saja dirasakan, namun dari aspek ekonomi, budaya, sosial dan keamanan pun juga mengalami degradasi yang signifikan.

Melihat situasi yang semakin kacau di negeri yang dipimpinnya, maka Fir'aun melaksanakan taktik politik konspirasi berupa pembunuhan karakter terhadap pencitraan Nabi Musa. Hal tersebut dapat kita amati dari pernyataannya sendiri yakni, ". . .buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta". Propaganda tersebut ia lakukan untuk mengubah citra baik Nabi Musa di kalangan masyarakat Mesir saat itu. (Perlu Anda ketahui bahwa Nabi Musa pada saat berda'wah masih berstatus sebagai Putra Mahkota Mesir yang kelak akan menggantikan tahkta kerajaan Fir'aun. Walaupun Nabi Musa sempat melarikan diri ke Etiophia karena kasus pembunuhan yang menimpanya, namun statusnya sebagai putra mahkota tidaklah berubah sama sekali setelah beliau kembali ke Mesir).


Gambar 1:
Relief di dinding piramida yang menggambarkan peristiwa kembalinya Nabi Musa(Moses) ke Mesir bersama Rehuellah Zipora, istrinya.
    
Lalu konspirasi apakah yang direncanakan Fir'aun untuk mengembalikan stabilitas politik Mesir kala itu? Atau dalam artian lain mengembalikan citranya sebagai Tuhan tertinggi Bangsa Mesir? Jawabannya terdapat pada perkataanya sendiri yakni, ". . .Maka, bakarlah tanah liat untukku, wahai Haman! (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa". Ya, konspirasi terbesar yang ia rencanakan untuk merusak citra Nabi Musa kala itu adalah merencanakan pembangunan megaproyek yang ia perintahkan sendiri kepada Haman. Kala itu, Haman merupakan Panglima Perang sekaligus Arsitek Pembangunan Kota Memphis kepercayaan Fir'aun.  Dia memegang seluruh proyek pembangunan dan tata ruang Kota Memphis karena merupakan ahli dalam merancang dan membuat bangunan-bangunan besar. Lalu apakah bangunan tinggi yang dimaksud Fir'aun dalam perkataannya tersebut? Bangunan tinggi tersebut adalah Pyramid Giza yang sekarang masih dapat kita lihat kemegahannya. Hal tersebut karena pyramid merupakan struktur bangun paling tinggi yang ditemui di dalam kebudayaan Mesir kuno. 



Gambar 2:
Pyramid merupakan struktur bangun paling tinggi yang pernah ada di dalam kebudayaan Mesir Kuno, tinggi dari Pyramid Giza adalah 146,6 meter di atas permukaan tanah.



Pyramid bukan saja struktur bangun tertinggi dan terbesar di Mesir, tapi juga merupakan struktur bangun tertinggi dan terbesar di dunia pada saat itu. Pyramid dibangun dari susunan blok batu yang beratnya berkisar antara 2 sampai 2,5 ton dengan jumlah blok batu sebanyak 2,8 juta blok batu. Pembangunnannya diperkirakan memakan waktu selama 20 tahun yang dikerjakan oleh 25000 pekerja dari kalangan budak. Pyramid ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang diakui sampai sekarang, dan telah menarik perhatian para ilmuwan Eropa untuk menelitinya semenjak Perancis, Inggris dan Jerman mulai menjajah negeri ini pada pertengahan abad ke 20. Sejak saat itu juga, para ilmuwan bingung menganai bagaimana teknik yang digunakan untuk membangun pyramid yang sebesar itu. Hal ini karena diyakini pada saat itu belum ada teknologi yang dapat mengangkat blok-blok batu seberat itu. Tentang bagaimana orang Mesir memotong batu sebesar itu pun para ilmuwan masih kebingungan. Karena pada saat masa dibangunnya pyramid diyakini peralatan yang terbuat dari besi dan baja belum ditemukan, yang ada hanya peralatan sederhana dari logam tembaga dan perunggu. Banyak hipotesis yang diajukan para ilmuwan tentang bagaimana Haman mebangun pyramid. Hipotesisnya beragam dari mulai yang menggunakan perhitungan matematika sampai kepada hipotesis yang tidak masuk akal sama sekali.





Gambar 3:
Hipotesis pertama menyatakan bahwa pyramid giza dibangun 10.000 tahun yang lalu menggunakan jasa tenaga Mammoth yang ketika itu belum punah, tapi hipotesis ini telah ditolak karena usia pyramid itu sendiri diperkirakan dibangun pada 2.560 SM.



Gambar 4:
Hipotesis ini menyatakan bahwa pembangunan pyramid dilakukan dengan memanfaatkan tangga spiral yang dibuat terlebih dahulu di badan bukit, namun hipotesis ini diragukan karena tidak mungkin teknik seperti itu dapat menghasilkan bentuk pyramid yang presisi.



Gambar 5:
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pyramid dapat dibangun berkat kemampuan pekerjanya yang --- berasal dari kalangan budak dan tawanan perang --- mempunyai kemampuan untuk mengangkat benda-benda besar puluhan ribu kali dari kemampuan manusia di jaman modern, lalu pertanyaannya, bila demikian mengapa mereka terus loyal terhadap pembangunan megaproyek yang melelahkan tersebut apabila mereka sendiri bisa menghancurkan kerajaan Fir'aun dengan tenaga super mereka. 



Gambar 6:
Hipotesis yang terakhir menyatakan behwa pembangunan pyramid merupakan hasil kerjasama yang baik antara Fir'aun dengan Laksamana Armada Galaktika(baca: UFO) yang singgah di bumi karena tertarik dengan kebudayaan Mesir kala itu. Lalu pertanyaanya, bila demikian, mengapa UFO hanya melakukan hubungan kerjasama dengan Mesir saja? Padahal di Timur ada kebudayaan yang lebih maju dan mengesankan yakni Kebudayaan China Kuno.


Berbagai hipotesis yang diajukan para ilmuwan tersebut pada akhirnya satu persatu tertolak karena dianggap terlalu imajinatif atau mengada-ngada. Para ahli Geologi yang diajak melakukan kajian terhadap pembangunan pyramid pun mengalami kebingungan karena terkait belum bisa menentukan jenis batuan apa yang sebenarnya digunakan orang-orang Mesir dulu untuk membangun pyramid. Hal itu terus berkecamuk sampai suatu hari Profesor Davidovits mengambil potongan batuan yang berada di bagian paling puncak pyramid. Potongan batu tersebut kemudian ia teliti secara seksama menggunakan mikroskop elektron. Sehingga hasilnya ditemukan fakta mengejutkan, yakni fakta mengenai apa esensi material sebenarnya yang digunakan orang Mesir untuk membangun Pyramid Giza.



Gambar 7:
Davidovits sedang menunjukan hasil penelitiannya mengenai material dasar yang menyusun struktur potongan blok batu Pyramid Giza.


Temuan Profesor Davidovits ini kemudian diterbitkan di salah satu media masa Amerika yang paling terkemuka di dunia yaitu Times. Dalam harian itu, edisi 1 Desember 2006, Davidovits mengkonfirmasi temuannya yang menyatakan bahwa Fir'aun menggunakan tanah liat untuk membuat blok-blok batu pyramidnya. Menurut penelitian yang dilakukannya selama bertahun-tahun itu, material yang digunakan untuk membangun pyramid adalah tanah liat yang dibakar sehingga menjadi batu keras yang teramat sulit untuk dibedakan dengan batuan asli. Para ilmuwan kemudian mempunyai asumsi bahwa Fir'aun dan para Arsiteknya mempunyai pengetahuan kimia yang sangat rahasia mengenai cara mengelola tanah liat sehingga mampu menghasilkan batu yang keras. Teknik tersebut menjadi hal yang sangat rahasia jika dilihat dari kodifikasi batu yang mereka tinggalkan. kemudian Profesor Gilles Hug, dan Profesor Michel Barsoum menegaskan bahwa pyramid yang paling besar di Giza, terbuat dari dua jenis batu, yakni batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual alias olahan tanah liat. Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah "Journal of American Ceramic Society" menegaskan bahwa Fir'aun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi, termasuk pyramid. Karena tidak mungkin rasanya bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sementara untuk dasarnya, Fir'aun menggunakan batu alam. Untuk membuat batu dari tanah liat, terlebih dulu lumpur kapur dipanaskan menggunakan larutan garam. Larutan garam yang menguap akan meninggalkan kristal garam di sela-sela ruang kosong tanah liat yang mengering, sehingga batu yang keras dan mirip batu asli pun telah tercipta dengan sempurna.



Gambar 8:
Pyramid Bosnia, pyramid yang ada di Eropa.

Sebuah penelitian yang luas tentang pyramid Bosnia, "Pyramid Matahari", menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat. Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu. Sebuah gambar yang digunakan dalam casting/pencetakan batu-batu kuno Pyramid Matahari terdapat di Bosnia. Kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban yang berbeda baik di peradaban Rumania ataupun Mesir. Dengan demikian, maka perkataan Fir'aun yang terekam dalam firman Alloh Swt., kini telah terkuak kebenarannya. Sehingga tidak ada keraguan lagi bahwa Al-Qur'an merupakan benar-benar firman Alloh Swt., yang original, bukan hasil karangan Nabi Muhammad Saw. Perkataan Fir'aun yakni, ". . .Maka, bakarlah tanah liat untukku, wahai Haman! (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa", merupakan fakta sejarah yang telah dijawab Alloh 1427 tahun silam lebih awal sebelum penemuan ini terungkap secara ilmiah oleh para ilmuwan barat. Maha Suci Alloh, dengan segala Keagungan-Nya. 




Sumber Inspiratif: eramuslim.com, anehbangetcuy.blogspot.com, dan puluhan site lainnya di Mbah Google.       Thank's all!!!. . . :-)