Sabtu, 10 November 2012

Pergerakan Lempeng Tektonik, Karunia Besar Dari Illahi


Gambar 1:
Pemandangan Bumi dan Bulan dari ruang angkasa


Kesibukan sehari-hari, seringkali membuat kita jarang untuk menyisakan waktu demi  kegiatan berfikir. Semua tenaga dan pikiran, terkadang hanya habis digunakan untuk kegiatan yang membuat kita seolah dikejar-kejar waktu. Akibatrnya tidak sejampun teralokasikan untuk kegiatan berfikir. Sehingga tanpa disadari, waktu yang kita miliki seolah tidak terasa berlalu begitu saja tanpa ada yang berbekas. Ini karena kita sendiri sekarang sangat tergila-gila akan kecepatan. Cepat dalam bekerja, cepat dalam menyelesaikan perkuliahan, cepat dalam menyelesaikan persoalan matematika dan cepat dalam segala hal sekarang kita anggap sebagai sebuah prestasi.  Sehingga pada abad ini kita seolah gila akan kecepatan. Para ilmuwan pun menyebutkan bahwa abad ini manusia sedang berada dalam kondisi mabuk kecepatan. Namun harus kita ketahui, tidak semua hal dapat diselesaikan secara cepat. Ada beberapa yang terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Seperti misalnya kegiatan berfikir, kita perlu memberikan waktu yang cukup lama agar otak kita mampu bekerja secara optimal. Bila demikian, maka kita akan menemukan kebermaknaan dari apa yang kita pikirkan. Sehingga hasilnya akan terasa penuh dengan makna. Alhasil, setiap hari yang kita lewati akan terasa indah karena dilewati dengan penuh rasa syukur kepada Alloh Swt., bukan dilewati dengan keluh kesah dan amarah.

Adapun kali ini saya akan mengajak Anda untuk mentafakuri salah satu fenomena yang mungkin luput dari perhatian kita. Fenomena tersebut adalah tentang mengapa di bumi kita ada berbagai bentuk benua dan pulau. Sehingga kita tidak sulit untuk membedakan mana Benua Amerrika dan mana Benua Afrika. Selain itu, kita juga akan menelusuri hikmah apa yang terkandung dibalik fenomena tersebut. Sehingga pada akhirnya, kita dapat mengambil hikmah untuk dijadikan pembelajaran agar lebih bersyukur kepada Alloh Swt. Untuk memulainya, silahkan saksikan terlebih dulu video di bawah ini:


Video 1:
Pergerakan lempeng tektonik akan selalu terjadi sepanjang masa dalam kurun waktu yang tidak ditentukan.

Video di atas menunjukan suatu fenomena yang para ahli Geologi sebut sebagai pergerakan lempeng tektonik. Adapun pencetus konsep tersebut adalah seorang ahli Geologi asal Jerman bernama Alfred Wegener yang ia kemukakan pada tahun 1912. Konsep tersebut terinspirasi ketika ia mulai membuka buku tentang persebaran batubara yang terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Dalam buku tersebut Wegener menemukan kesamaan jenis antara batubara yang terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Kemudian Wegener juga melanjutkan membaca buku mengenai persebaran flora dan fauna di bumi. Buku tersebut juga menunjukan suatu keunikan menurut Wegener, yakni tentang terdapatnya beberapa kesamaan dan perbedaan spesies flora dan fauna di permukaan bumi. Dengan temuannya itu, maka ia kemudian tergerak untuk melakukan penelitian di berbagai tempat. Penelitian itu dilakukan untuk mengklarifikasi kebenaran fenomena tersebut. Kemudian setelah berhasil melakuakan penelitian, maka dengan berani Wegener mengemukakan sebuah hipotesis bahwa benua-benua yang ada di permukaan bumi dulunya pernah bersatu dalam satu benua yang maha besar. Ia menyebut benua itu sebagai Benua Pangea.


Gambar 2:
Alfred Wegener (1880 - 1930)

Tidak berhenti sampai di sana saja, Wegener juga dengan berani mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa terdapat berbagai benua di bumi pada masa ini. Teori ini ia sebut sebagai Continental Drift Theory, atau dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai Teori Pengapungan Benua. Teori ini berusaha menjelaskan tentang sebab dan proses pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik ini diduga telah berlangsung semenjak bumi mulai terbentuk dan  akan terus berlangsung hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan teori ini pula Wegener berusaha menjelaskan mengapa ada persamaan jenis batubara antara yang terdapat di Eropa dan di Amerika Utara, juga tentang mengapa ada persamaan dan perbedaan jenis flora dan fauna di berbagai tempat di permukaan bumi. Dengan teori in pula Wegener dapat menjelaskan mengapa apabila Pantai Utara Benua Amerika Selatan akan cocok dan pas ketika disatukan dengan bentuk Pantai Barat Benua Afrika. Ia menyimpulkan bahwa telah tejadi pergerkan lempeng benua yang menyebabkan Benua Pangea terpecah-pecah ke dalam berbagai bagian. Awalanya Benua Pangea merupakan benua besar yang satu-satunya terdapat di permukaan bumi. Benua Pangea terletak di Kutub Selatan bumi. Kemudian benua ini terpecah menjadi dua bagian yang disebut sebagai Benua Gondwana dan Benua Laurasia. Pergerakan lempeng benua tersebut disebabkan adanya tenaga endogenik yang berasal dari lapisan asthenosfer. Lapisan ini bersifat plastis dan memiliki energi potensial yang dapat menggerakan lempeng benua dan samudra. Sehingga kesimpulan akhir dari teori ini adalah bentuk permukaan bumi akan terus mengalami perubahan sepanjang masa.



Gambar 3:
Perubahan bentuk benua dan samudra yang akan terus mengalami perubahan sepanjang masa.

Adapun pergerakan lempeng bumi ini memiliki beberapa jenis. Jenis pergerakan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Divergen

Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama lainnya (break apart) atau terpecah. Ketika lempeng tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan menyebabkan pemekaran lempeng samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan akibat kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan membuahkan benua dan samudra yang baru.

Gambar 4:
Divergen yang terjadi di permukaan bumi, awal terbentuknya pulau atau benua baru


Gambar 5:
Divergen yang terjadi di bawah permukaan laut, awal terbentuknya lautan atau samudra baru


2. Konvergen

Konvergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling mendekat. Biasanya ketika lempeng benua dan lempeng samudra saling berdekatan, akan terjadi tumbukan yang menyebabkan lempeng samudra melesak masuk ke bawah lempeng benua. Hal ini terjadi akibat lempeng samudra yang terbentuk dari SiMa(Silikon + Megnesium) relatif lebih lemah dibandingkan lempeng benua yang kuat karena terbentuk dari SiAl(Silikon + Alumunium). Daerah dimana lempeng benua dan lempeng samudra saling bertumbukan itu disebut sebagai Zona Subduksi(Subduction Zone). 


Gambar 6:
Zona subduksi, tempat meleksaknya lempeng samudra ke bawah lempeng benua


3. Transform

Transform terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.


Gambar 7:
Patahan San Andreas California, USA

Pergerakan lempeng tektonik di atas tadi, merupakan pergerakan yang akan terus terjadi selama bumi memiliki tenaga endogen. Bahkan kelak mungkin akibat pergerakan yang terus terjadi, sebuah negara atau pun benua bisa saja hilang dari permukaan bumi digantikan oleh laut atau samudra. Ini merupakan sebuah siklus atau sunnatullah yang telah Alloh beritakan kepada kita dalam firman-Nya berikut ini:


Artinya: Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap pada tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan, (itulah) ciptaan Alloh yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Maha Teliti apa yang kamu kerjakan (Q.S. An-Naml [27]:88).

Allah Swt,. menggunakan kata al-jabal yang berarti gunung mempunyai maksud karena gunung merupakan benda alam yang besar dan mudah diamati. Sedangkan perumpamaan gunung-gunung yang berjalan(bergerak) bagaikan berjalannya(pergerakan) awan ditujukan kepada daratan(benua) dimana gunung tersebut berdiri. Seperti yang Anda lihat di video awal, benua yang pada asalnya satu kesatuan yang luas, secara perlahan dalam kurun waktu tertentu mengalami pergerakan yang akhirnya pecah dan berpisah satu sama lain. Sama halnya seperti gumpalan awan besar yang pada akhirnya pecah-pecah menjadi bentuk baru yang lebih kecil-kecil dan berbeda dari awan besar pada mulanya. Ini merupakan pengkiasan yang teramat indah. Allah membuat perumpamaan demikian agar manusia terdorong untuk berfikir mentafakuri alam yang ada di sekitarnya. Hal ini dimaksudkan Allah untuk kemaslahatan ummat manusia sendiri. Memahami proses pergerakan lempeng tektonik sangat penting artinya bagi kehidupan kita. Supaya kita mempunyai pengetahuan tentang bagaimana cara menyiasati peristiwa tersebut agar terhindar dari bencana alam yang ditimbulkannya.

Namun tidak berhenti sampai di situ saja. Kita patut mempertanyakan mengapa Allah menghendaki terjadinya pergerakan lempeng tektonik tersebut. Tentunya, ada hikmah di balik setiap sunnatullah yang Allah takdirkan. Adapun hikmah yang sementara ini saya fahami adalah sebagai beikut:

1. Adanya distribusi hujan yang merata ke sebagian besar permukaan bumi.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan angin laut dalam membawa uap air yang merupakan bahan baku hujan. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan, angin laut hanya memungkinkan untuk membawa uap  air sampai dengan jarak tertentu tergantung relief daratan yang dilewatinya. Bila daratan berupa relief datar, maka angin dapat membawa uap air sejauh ratusan kilometer dari laut. Sedangkan andai saja terdapat pegunungan di wilayah yang tidak jauh dari laut, maka hujan akan jatuh di sana tanpa menjangkau daratan yang lebih luas. Dengan illustrasi seperti itu, maka dapat dibayangkan bagaimana jadinya bila daratan masih berupa benua yang masih besar dan luas. Otomatis hujan tidak akan terdistribusi secara merata ke benua itu terutama di bagian tengah benua. Hal ini dapat Anda amati di kawasan Asia Tengah atau di Autralia bagian tengah. Di sana curah hujan sangat sedikit sekali dan jarang turun hujan. Sehingga tanah di sana tandus dan hanya berupa gurun padang pasir saja. 


Gambar 8:
Perhatikan! Daerah berwarna hijau adalah daerah yang terjangkau oleh angin yang membawa hujan. Namun tidak selalu daerah yang dekat dengan laut secara otomatis memiliki curah hujan yang tinggi. Hal ini tergantung pula pada arah pergerakan angin dan kondisi permukaan/relief di daerah tersebut

2. Menimbulkan adanya variasi flora dan fauna di permukaan bumi

Menurut para ahli, variasi flora dan fauna pada saat Benua Pangea masih bersatu, relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan variasi flora dan fauna yang hidup pada jaman sekarang(sesudah pecahnya benua). Informasi tersebut didapatkan dari fosil-fosil flora dan fauna yang terawetkan. Hal ini karena dengan pecahnya Benua Pangea tersebut, maka akan terdapat kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Dengan demikian, maka flora dan fauna akan memiliki variasi bentuk dan spesies sebagai akibat hasil adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.


Gambar 9:
Peta Persebaran/Zonasi Flora dan Fauna di Dunia

3. Adanya variasi iklim di permukaan bumi

Dapat kita bayangkan bila Benua Pangea tetap pada bentuk dan tempatnya. Kondisi iklim di dunia kemungkinan hanya akan ada satu di permukaan bumi, yakni Iklim Kutub. Hal tersebut karena benua ini terletak di Kutub Selatan bumi. Maka dengan pecahnya benua tersebut ke dalam beberapa bagian benua yang lebih kecil, menimbulkan terdapatnya berbagai macam variasi iklim yang berbeda di permukaan bumi.


Gambar 10:
Zonasi iklim di permukaan bumi menurut garis lintang/iklim matahari


4. Timbulnya variasi ruang dan lingkungan

Dampak selanjutnya dari adanya pergerakan lempeng tektonik ini adalah menimbulkan adanya variasi ruang dan lingkungan. Karena dengan adanya pergerakan tersebut dapat mengubah rupa permukaan bumi yang monoton menjadi lebih bervariasi dan berbeda-beda. Hal ini dapat kita perhatikan apabila berkunjung ke berbagai tempat yang berbeda. Kita akan menemukan berbagai keindahan alam yang berbeda satu sama lainnya. Keindahan alam tersebut dapat berupa gunung, pegunungan, padang pasir ataupun laut dan pantai yang berbeda antara satu dan lainnya di berbagai tempat.



Gambar 11:
Adanya variasi ruang dan lingkungan di dunia merupakan dampak langsung dari pergerakan lempeng tektonik


5. Dampak dari bencana gempa tidak dirasakan oleh seluruh permukaan bumi

Gempa adalah getaran di permukaan bumi sebagai akibat adanya pelepasan energi. Energi tersebut dapat berasal pergerakan lempeng tektonik, gunung meletus, runtuhnya gua bawah tanah atau pun karena adanya tabrakan asteroid di atas permukaan bumi. Gempa disebarkan melalui getaran ke permukaan bumi yang dapat menimbulkan kerusakan dan bencana di sekitar daerah yang dilaluinya. Bila saja Benua Pangea belum terpecah, maka efek dari gempa tersebut akan tersebar ke seluruh permukaan benua. Hal ini akan menimbulkan kerusakan dan bencana yang lebih dahsyat karena seluruh permukaan bumi akan terkena dampaknya. Beruntung hal itu tidak kita rasakan sekarang karena adanya pergerakan lempeng tektonik yang menyebabkan pecahnya Benua Pangea ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil.



Gambar 12:
Sao Paulo, Brazil


Dengan pembahasan tadi, mungkin kita dapat sedikit memahami mengapa Allah Swt., mentakdirkan adanya pergerakan lempeng tektonik. Hal ini merupakan karunia besar yang Allah rencanakan agar kita menafakuri fenomena tersebut. Maka benarlah mengapa Allah selalu memotivasi agar manusia selalu mempergunakan akal pikiran untuk memahami berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Tujuan-Nya adalah agar manusia dapat selalu mengambil hikmah dan manfaat dari segala sesuatu yang terjadi. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mengeluh dan marah kepada-Nya. Mudah-mudahan kita selalu berada di dalam limpahan kasih sayang-Nya, dengan cara selalu bertafakur dan bersyukur atas segala bentuk ciptaan-Nya. Amin. . .


  







2 komentar: