Jumat, 09 November 2012

Subhanalloh, Al-Qur'an Menjawab Rahasia Fir'aun Membangun Pyramid


Dan berkata Fir'aun: "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah tanah liat untukku, wahai Haman! (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta". (Q.S.  Al-Qasas[28]: 38)

Ayat di atas merupakan gambaran betapa peliknya permasalahan yang sedang dihadapi Fir'aun kala itu ketika menyadari  semakin meluasnya pengaruh da'wah yang disebarkan oleh Nabi Musa Allaihissalam. Ketika itu, bukan hanya rakyat jelata saja yang meyakini kebenaran da'wah Nabi Musa, melainkan telah menyebar pula kepada kalangan pembesar istana setelah para penyihir Fir'aun kalah bertarung memperlihatkan kebolehan sihir dengan Nabi Musa. Sesaat setelah para penyihir itu kalah dan berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Perkasa, Fir'aun merasa geram dan marah karena tingkah laku para penyihir kepercayaannya itu. Kalangan istana mulai mempertanyakan legitimasi ketuhanan Fir'aun yang selama ini diagung-agungkannya. Keraguan para pembesar istana Kota Memphis terhadap ketuhanan Fir'aun membuat situasi politik menjadi kacau dan membuat Fir'aun kehilangan dukungan politik dari bangsanya sendiri. Hal tersebut bukan hanya secara politis saja dirasakan, namun dari aspek ekonomi, budaya, sosial dan keamanan pun juga mengalami degradasi yang signifikan.

Melihat situasi yang semakin kacau di negeri yang dipimpinnya, maka Fir'aun melaksanakan taktik politik konspirasi berupa pembunuhan karakter terhadap pencitraan Nabi Musa. Hal tersebut dapat kita amati dari pernyataannya sendiri yakni, ". . .buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta". Propaganda tersebut ia lakukan untuk mengubah citra baik Nabi Musa di kalangan masyarakat Mesir saat itu. (Perlu Anda ketahui bahwa Nabi Musa pada saat berda'wah masih berstatus sebagai Putra Mahkota Mesir yang kelak akan menggantikan tahkta kerajaan Fir'aun. Walaupun Nabi Musa sempat melarikan diri ke Etiophia karena kasus pembunuhan yang menimpanya, namun statusnya sebagai putra mahkota tidaklah berubah sama sekali setelah beliau kembali ke Mesir).


Gambar 1:
Relief di dinding piramida yang menggambarkan peristiwa kembalinya Nabi Musa(Moses) ke Mesir bersama Rehuellah Zipora, istrinya.
    
Lalu konspirasi apakah yang direncanakan Fir'aun untuk mengembalikan stabilitas politik Mesir kala itu? Atau dalam artian lain mengembalikan citranya sebagai Tuhan tertinggi Bangsa Mesir? Jawabannya terdapat pada perkataanya sendiri yakni, ". . .Maka, bakarlah tanah liat untukku, wahai Haman! (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa". Ya, konspirasi terbesar yang ia rencanakan untuk merusak citra Nabi Musa kala itu adalah merencanakan pembangunan megaproyek yang ia perintahkan sendiri kepada Haman. Kala itu, Haman merupakan Panglima Perang sekaligus Arsitek Pembangunan Kota Memphis kepercayaan Fir'aun.  Dia memegang seluruh proyek pembangunan dan tata ruang Kota Memphis karena merupakan ahli dalam merancang dan membuat bangunan-bangunan besar. Lalu apakah bangunan tinggi yang dimaksud Fir'aun dalam perkataannya tersebut? Bangunan tinggi tersebut adalah Pyramid Giza yang sekarang masih dapat kita lihat kemegahannya. Hal tersebut karena pyramid merupakan struktur bangun paling tinggi yang ditemui di dalam kebudayaan Mesir kuno. 



Gambar 2:
Pyramid merupakan struktur bangun paling tinggi yang pernah ada di dalam kebudayaan Mesir Kuno, tinggi dari Pyramid Giza adalah 146,6 meter di atas permukaan tanah.



Pyramid bukan saja struktur bangun tertinggi dan terbesar di Mesir, tapi juga merupakan struktur bangun tertinggi dan terbesar di dunia pada saat itu. Pyramid dibangun dari susunan blok batu yang beratnya berkisar antara 2 sampai 2,5 ton dengan jumlah blok batu sebanyak 2,8 juta blok batu. Pembangunnannya diperkirakan memakan waktu selama 20 tahun yang dikerjakan oleh 25000 pekerja dari kalangan budak. Pyramid ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang diakui sampai sekarang, dan telah menarik perhatian para ilmuwan Eropa untuk menelitinya semenjak Perancis, Inggris dan Jerman mulai menjajah negeri ini pada pertengahan abad ke 20. Sejak saat itu juga, para ilmuwan bingung menganai bagaimana teknik yang digunakan untuk membangun pyramid yang sebesar itu. Hal ini karena diyakini pada saat itu belum ada teknologi yang dapat mengangkat blok-blok batu seberat itu. Tentang bagaimana orang Mesir memotong batu sebesar itu pun para ilmuwan masih kebingungan. Karena pada saat masa dibangunnya pyramid diyakini peralatan yang terbuat dari besi dan baja belum ditemukan, yang ada hanya peralatan sederhana dari logam tembaga dan perunggu. Banyak hipotesis yang diajukan para ilmuwan tentang bagaimana Haman mebangun pyramid. Hipotesisnya beragam dari mulai yang menggunakan perhitungan matematika sampai kepada hipotesis yang tidak masuk akal sama sekali.





Gambar 3:
Hipotesis pertama menyatakan bahwa pyramid giza dibangun 10.000 tahun yang lalu menggunakan jasa tenaga Mammoth yang ketika itu belum punah, tapi hipotesis ini telah ditolak karena usia pyramid itu sendiri diperkirakan dibangun pada 2.560 SM.



Gambar 4:
Hipotesis ini menyatakan bahwa pembangunan pyramid dilakukan dengan memanfaatkan tangga spiral yang dibuat terlebih dahulu di badan bukit, namun hipotesis ini diragukan karena tidak mungkin teknik seperti itu dapat menghasilkan bentuk pyramid yang presisi.



Gambar 5:
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pyramid dapat dibangun berkat kemampuan pekerjanya yang --- berasal dari kalangan budak dan tawanan perang --- mempunyai kemampuan untuk mengangkat benda-benda besar puluhan ribu kali dari kemampuan manusia di jaman modern, lalu pertanyaannya, bila demikian mengapa mereka terus loyal terhadap pembangunan megaproyek yang melelahkan tersebut apabila mereka sendiri bisa menghancurkan kerajaan Fir'aun dengan tenaga super mereka. 



Gambar 6:
Hipotesis yang terakhir menyatakan behwa pembangunan pyramid merupakan hasil kerjasama yang baik antara Fir'aun dengan Laksamana Armada Galaktika(baca: UFO) yang singgah di bumi karena tertarik dengan kebudayaan Mesir kala itu. Lalu pertanyaanya, bila demikian, mengapa UFO hanya melakukan hubungan kerjasama dengan Mesir saja? Padahal di Timur ada kebudayaan yang lebih maju dan mengesankan yakni Kebudayaan China Kuno.


Berbagai hipotesis yang diajukan para ilmuwan tersebut pada akhirnya satu persatu tertolak karena dianggap terlalu imajinatif atau mengada-ngada. Para ahli Geologi yang diajak melakukan kajian terhadap pembangunan pyramid pun mengalami kebingungan karena terkait belum bisa menentukan jenis batuan apa yang sebenarnya digunakan orang-orang Mesir dulu untuk membangun pyramid. Hal itu terus berkecamuk sampai suatu hari Profesor Davidovits mengambil potongan batuan yang berada di bagian paling puncak pyramid. Potongan batu tersebut kemudian ia teliti secara seksama menggunakan mikroskop elektron. Sehingga hasilnya ditemukan fakta mengejutkan, yakni fakta mengenai apa esensi material sebenarnya yang digunakan orang Mesir untuk membangun Pyramid Giza.



Gambar 7:
Davidovits sedang menunjukan hasil penelitiannya mengenai material dasar yang menyusun struktur potongan blok batu Pyramid Giza.


Temuan Profesor Davidovits ini kemudian diterbitkan di salah satu media masa Amerika yang paling terkemuka di dunia yaitu Times. Dalam harian itu, edisi 1 Desember 2006, Davidovits mengkonfirmasi temuannya yang menyatakan bahwa Fir'aun menggunakan tanah liat untuk membuat blok-blok batu pyramidnya. Menurut penelitian yang dilakukannya selama bertahun-tahun itu, material yang digunakan untuk membangun pyramid adalah tanah liat yang dibakar sehingga menjadi batu keras yang teramat sulit untuk dibedakan dengan batuan asli. Para ilmuwan kemudian mempunyai asumsi bahwa Fir'aun dan para Arsiteknya mempunyai pengetahuan kimia yang sangat rahasia mengenai cara mengelola tanah liat sehingga mampu menghasilkan batu yang keras. Teknik tersebut menjadi hal yang sangat rahasia jika dilihat dari kodifikasi batu yang mereka tinggalkan. kemudian Profesor Gilles Hug, dan Profesor Michel Barsoum menegaskan bahwa pyramid yang paling besar di Giza, terbuat dari dua jenis batu, yakni batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual alias olahan tanah liat. Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah "Journal of American Ceramic Society" menegaskan bahwa Fir'aun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi, termasuk pyramid. Karena tidak mungkin rasanya bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sementara untuk dasarnya, Fir'aun menggunakan batu alam. Untuk membuat batu dari tanah liat, terlebih dulu lumpur kapur dipanaskan menggunakan larutan garam. Larutan garam yang menguap akan meninggalkan kristal garam di sela-sela ruang kosong tanah liat yang mengering, sehingga batu yang keras dan mirip batu asli pun telah tercipta dengan sempurna.



Gambar 8:
Pyramid Bosnia, pyramid yang ada di Eropa.

Sebuah penelitian yang luas tentang pyramid Bosnia, "Pyramid Matahari", menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat. Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu. Sebuah gambar yang digunakan dalam casting/pencetakan batu-batu kuno Pyramid Matahari terdapat di Bosnia. Kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban yang berbeda baik di peradaban Rumania ataupun Mesir. Dengan demikian, maka perkataan Fir'aun yang terekam dalam firman Alloh Swt., kini telah terkuak kebenarannya. Sehingga tidak ada keraguan lagi bahwa Al-Qur'an merupakan benar-benar firman Alloh Swt., yang original, bukan hasil karangan Nabi Muhammad Saw. Perkataan Fir'aun yakni, ". . .Maka, bakarlah tanah liat untukku, wahai Haman! (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa", merupakan fakta sejarah yang telah dijawab Alloh 1427 tahun silam lebih awal sebelum penemuan ini terungkap secara ilmiah oleh para ilmuwan barat. Maha Suci Alloh, dengan segala Keagungan-Nya. 




Sumber Inspiratif: eramuslim.com, anehbangetcuy.blogspot.com, dan puluhan site lainnya di Mbah Google.       Thank's all!!!. . . :-)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar